
BATAM, AlurNews.com – Sorotan terus muncul terkait proses lelang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Batam. Setelah beberapa kali diundur dan terbarunya, BP Batam menarik kembali hasil Pra Kualifikasi (PQ) yang sebelumnya diumumkan oleh panitia. Itu artinya, proses lelang akan diulang kembali.
Muhammad Jasming agus, Ketua Pengurus Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia (IKAMI) Sulawesi Selatan (Sulsel) Cabang Batam menilai, tarik ulurnya proses lelang SPAM Batam dalam menentukan pengelola baru, bisa menimbulkan efek buruk. Baik soal pelayanan air bersih untuk masyarakat. Terlebih pula soal kepercayaan investor yang ingin berinvestasi di kota Batam.
“Lelang ini, lelang yang paling aneh. Dari lima, sudah ditetapkan tiga lolos di tahap Prakualifikasi. Kenapa diulang? Inikan menimbulkan tanda tanya. Ada apa sebenarnya? Apakah ada intervensi. Sehingga panitia menarik hasil itu? Ini citra yang buruk. Seharusnya, itu tetap dilanjutkan bukan dinyatakan gagal,” kata Jasming sapaannya.
Jasming menuding, hasil Prakualifikasi yang berujung diulang, menjadi bukti kegagalan panitia. “Ini bukan proses prakualifikasi nya yang gagal. Tapi panitianya. Artinya panitia tidak siap,” menurutnya.
Tender SPAM Batam Diulang, Wahyu: Seperti ada Adu Kuat Para Dewa
“Jangan sampai pelayanan air bersih terganggu. Ujung-ujungnya masyarakat jadi korban. Jangan sampai pula, tender molor lagi, PT Moya Indonesia malah diperpanjang lagi dengan berbagai alasan klasik,” ucapnya.
Sebagai aktivis mahasiswa, Jasming dan rekan-rekannya akan ikut mengawal proses lelang SPAM Batam. “Kami tidak mau ada kepentingan tertentu disini. Pengelola yang dipilih, harus memiliki pengalaman yang mumpuni. Jangan sedikit-sedikit, baru mengelola, tagihan air sudah tinggi. Bahkan tidak masuk akal. Ini jangan sampai. Panitia juga harus profesional. Tidak mudah untuk di intervensi apalagi intervensi kepentingan politik,” pesannya.
Jasming menjelaskan, bahwa Air merupakan aset kehidupan manusia. Jika aset ini berkurang atau habis, dipastikan manusia tidak dapat melangsungkan kehidupannya dan jauh dari kemartabatannya sebagai manusia.