CAMBRIDGE, AlurNews.com – Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mendapat ancaman pembunuhan saat berkampanye di kota Cambridge, provinsi Ontario, Minggu (29/8/2021).
Kampanye tersebut dilakukan Trudeau menjelang pemilu Kanada yang akan digelar pada 20 September 2021.
Polisi Kanada pada Jumat (10/9/2021) kemudian mendakwa seorang pedemo berusia 32 tahun yang melontarkan ancaman pembunuhan itu.
Jokowi: Siapkan Transisi dari Pandemi ke Endemi
Dugaan ancaman diarahkan pada Trudeau di luar pabrik fabrikasi logam.
Tidak diketahui apakah Trudeau sendiri mendengar ancaman pria itu, yang mengancam akan melukai atau membunuhnya dalam kampanye pada 29 Agustus, kata juru bicara Kepolisian Daerah Waterloo, Cherri Greeno, kepada AFP.
“Sebagai bagian dari penyelidikan kami, kami melihat video acara dan ancaman yang diunggah secara online, serta berbicara dengan para saksi. Akibatnya, dakwaan ditetapkan,” katanya.
KPU Diminta Siapkan Strategi dalam Pelaksanaan Pemilu 2024
Polisi federal yang mengamankan PM Kanada saat kampanye juga memberi bukti kepada pihak berwenang setempat, lanjut Greeno.
Setelah enam tahun berkuasa, Trudeau kini bersaing dengan pemimpin Konservatif Erin O’Toole setelah menyerukan pemilihan cepat.
Di beberapa perhentian kampanye, pedemo Trudeau menyebutnya sebagai “mulut berbusa” seraya meneriakkan hinaan rasial dan misoginis, bahkan akhir pekan lalu melemparkan batu ke arahnya.
Sebanyak 341 Warga Bandara Ikuti Vaksinasi Kedua Lanud Hang Nadim Batam
Pada Maret, seorang tentara cadangan bersenjata lengkap yang menabrakkan truknya ke perkebunan tempat Trudeau tinggal bersama keluarganya di Ottawa dijatuhi hukuman enam tahun penjara.
Sementara itu pria yang dituduh dalam insiden bulan lalu tidak disebutkan namanya oleh polisi. Dia dijadwalkan hadir di pengadilan pada 27 September. (RS)
Sumber: kompas.com