AlurNews.com – Rumah Tanfizh Al-Khair Batam menuntut penjelasan Gubernur Kepri Ansar Ahmad terkait bantuan yang dijanjikan dari Pemprov Kepri kepada yayasan pendidikan tersebut yang tak kunjung teralisasi.
Hal tersebut disampaikan pimpinan Rumah Tanfizh Al-Khair Batam, Khairil Anwar dalam pesan melalui video untuk mendapatkan klarifikasi dari Pemprov Kepri terkait bantuan yang dijanjikan, dan agar permasalahan ini juga dapat diketahui masyarakat Kepri dan Batam.
Dalam video tersebut, ia menjelaskan bahwa Rumah Tanfidz yang dipimpinnya tersebut sudah berdiri selama 8 tahun dengan melakukan dakwah Al-quran dengan sistem gratis tanpa memungut bayaran kepada santri.
Pihaknya juga tidak pernah meminta sumbangan atau mengajukan proposal-proposal kepada pihak-pihak tertentu, kecuali ada pihak-pihak yang menawarkan untuk memberikan bantuan dengan mengajukan proposal.
Selain Rumah Tanfidz Al-Khair, yayasan pendidikan ini juga menaungi Ponpes Al-quran Irsyadul Khair Batam yang sudah berjalan lebih kurang 3 tahun.
“Pada tahun 2021, kami diminta proposal dan dijanjikan akan diberikan bantuan dari Pemprov Kepri, saat itu menjabat (gubernur) Pak Isdianto,” ujarnya menjelaskan perihal terkait akan mendapatkan bantuan dari Pemprov Kepri dalam video tersebut.
“Akhirnya bantuan turun dan diberikan secara simbolis, sebuah kertas yang bertuliskan Yayasan Pendidikan Al-quran Irsyadul Khair dapat bantuan Rp150 juta dan diserahkan secara serentak,” ujarnya lagi.
Ia menjelaskan, seingatnya acara dilaksanakan di Gedung Graha Kepri lantai 5. Selepas acara, pihaknya terus menunggu, seiring berjalan waktu Pemprov Kepri berganti kepemimpinan gubernur, dan dipimpin Ansar Ahmad.
“Kami masih menunggu bantuan tersebut. Namun tidak ada klarifikasi dana tersebut ada di mana, jadi dicairkan atau tidak.” kata Khairil.
Akan tetapi setelah ada penyerahan bantuan yang diberikan secara simbolis itu, poin yang didapatkan oleh Pemprov Kepri mendapatkan penilaian dan pandangan yang baik dari masyarakat karena memberikan bantuan. “Waluapun realita di lapangan kami tidak mendapatkan bantuan tersebut,” katanya.
Belum ada kejelasan tentang bantuan pertama dari Pemprov Kepri, kemudian hal serupa terulang kembali. Untuk kedua kali, yayasan pendidikan ini kembali mendapatkan bantuan. Kali ini bantuan yang diberikan senilai Rp46 juta.
“Tepatnya sepekan lalu penyerahan secara simbolis kami mendapatkan kembali dana Rp46 juta, tertulis diberikan secara simbolis, tetapi setelah 2 hari penyerahan, kami menelepon dan menghubungi bagian Kesra Pemprov Kepri, dapat jawaban bahwa dokumen proposal kami ada hal-hal atau kriteria yang tak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan,” jelasnya.
“Pertanyaan saya, kenapa akhirnya bisa lolos dan diserahkan secara simbolis kalau ternyata proposal yang ada tidak memenuhi kriteria menerima bantuan.
Sementara mereka (Pemprov Kepri) telah mendapatkan penilaian yang baik, setelah diliput media telah memberikan bantuan, namun berbeda dengan realita dan fakta yang terjadi di lapangan,” kata Khairil.