Periode Januari 2021-Maret 2022, 18 WNI Tewas di Tahanan Malaysia

Konsul RI di Tawau, Heni Hamidah, mengatakan, pada Senin (27/06), pihaknya akan mencocokkan data dengan depot tahanan, terkait dugaan penganiayaan yang dialami Suardi sebelum meninggal dunia.

Sebab, dalam laporan yang dia dapat tahun lalu, penyebab kematian Suardi adalah serangan jantung.

“Kita akan telusuri lebih lanjut. Saya enggak tahu sebetulnya pihak KBMB ini infonya dari mana, kalau berdasarkan file tertulis di kita, almarhum meninggalnya karena heart attack.

“Ini mau kita cek juga dengan depot,” kata Heni kepada News BBC Indonesia.

Menanggapi temuan KBMB, Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, dalam keterangan tertulisnya, mengatakan total ada 149 tahanan asal Indonesia yang meninggal dunia di Depot Tahanan Imigrasi di seluruh Sabah.

Semuanya, disebabkan oleh penyakit, mulai dari Covid 19, sampai penyakit serius seperti kegagalan fungsi organ dan serangan jantung.

Penyataan itu membuat KBMB terkejut karena jumlah kematian WNI di DTI ternyata lebih tinggi dari yang mereka duga.

Heni juga mengatakan akan melakukan verifikasi lagi ke pihak DTI terkait jumlah kematian yang sebenarnya.

Anggota tim pencari fakta KBMB Abu Mufakhir mengatakan akses terbatas ke DTI membuat dugaan kekerasan di dalamnya sulit terkuak.

Pasalnya, kata dia, pihak-pihak yang bisa masuk ke Depot tahanan hanya PBB, Palang Merah Internasional, dan Suhakam atau Komnas HAM Malaysia.

“Kami beruntung karena mendapatkan kesempatan untuk bertemu para deportan sejak hari pertama mereka dideportasi, sehingga kami mendapatkan banyak cerita tentang berbagai bentuk kekerasan dan pelanggaran HAM yang terjadi di detensi, yang dialami oleh mereka sendiri, yang bahkan menyebabkan beberapa orang kehilangan anggota keluarganya,” ujar Abu. (ib)