Fakta Mencengangkan Tragedi Kanjuruhan

Laga Arema vs Persebaya Surabaya rusuh memakan 127 korban jiwa. (Foto: iNews)

AlurNews.com – Sampai saat ini tercatat 129 orang meninggal dunia, akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. 

Selain itu, ada ratusan orang sedang dirawat di beberapa rumah sakit akibat tragedi tersebut. 

Ada beberapa fakta yang cukup mencengangkan selama kejadian tersebut. 

Baca juga : Presiden Minta Kapolri Usut Tragedi Kanjuruhan

1. Tidak ada satupun pendukung Persebaya

Di pertandingan Persebaya dan Arema Malang tersebut, penonton seluruhnya dari pendukung Arema Malang. Sedangkan pendukung Persebaya tidak bisa masuk ke dalam stadion. 

2. Presiden meminta Liga 1 dihentikan

Tragedi ini menjadi perhatian serius dari Presiden Indonesia, Joko Widodo. Ia meminta kepada PSSI agar menghentikan sementara waktu Liga 1. 

3. Penggunaan gas air mata

Aturan FIFA menyebutkan penggunaan gas air mata untuk mengendalikan massa dilarang di stadion.

Larangan penggunaan gas air mata tertuang dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations. Di pasal 19 b) tertulis, ‘No firearms or “crowd control gas” shall be carried or used’. Bunyi aturan ini intinya senjata api atau gas untuk mengontrol kerumunan dilarang dibawa serta digunakan.

Tembakan gas air mata ini membuat para suporter panik, berlarian dan terinjak-injak. 

4. Panitia mencetak tiket melebihi kapasitas

Menkopolhukam, Mahfud MD menyebutkan bahwa panitia pelaksana mencetak tiket melampaui kapasitas stadion. 

Mahfud mengatakan aparat sudah mengusulkan agar tidak dicetak sesuai kapasitas saja. Tetapi seharusnya dicetak 38 ribu, malah ditambah menjadi 42 ribu tiket. 

Baca juga : Mabes Polri Kirim Tim DVI ke Kanjuruhan

5. Suporter masuk ke lapangan

Kekalahan Arema menjadi penyebab, para penonton masuk ke lapangan. Hal ini untuk meluapkan kekecewaan suporter yang kalah dari Persebaya. 

Saat laga digelar, ada  40 ribu suporter yang hadir. Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta sebanyak 3 ribu orang saja yang masuk ke lapangan. Sedangkan sisanya memilih tetap diam di tribun.