AlurNews.com – Pemprov Kepri menggelar 17 pasar murah di kabupaten/kota hingga Desember mendatang. Kegiatan ini diharapkan dapat menekan angka inflasi di Kepri.
“Alhamdulillah, sudah berhasil dan tinggal menjaga saja. Bulan lalu harga bahan pokok kita turun, sehingga mengalami deflasi,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Aries Fariandi , Sabtu (26/11/2022) dikutip dari Antaranews.com.
Ia mencontohkan harga cabai yang biasanya menjadi penyumbang utama inflasi di daerah itu, mengalami penurunan hingga memicu terjadinya deflasi pada periode Oktober 2022.
Hal itu, kata dia, salah satunya dipicu pelaksanaan operasi pasar murah yang dikoordinasi oleh Disperindag Kepri bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan terkait dalam beberapa bulan terakhir.
“Pemprov Kepri bahkan mendatangkan cabai dari Pulau Jawa, lalu dijual di pasar murah dengan harga lebih terjangkau guna menekan inflasi,” ujarnya.
Aries menyebut total ada 17 kali kegiatan operasi pasar murah yang masih berlangsung sampai Desember 2022. Kegiatan itu dipusatkan di sejumlah kabupaten/kota setempat, seperti Batam, Tanjungpinang, Bintan, Karimun, dan Lingga.
“Ini sesuai arahan Pak Gubernur Kepri Ansar Ahmad dalam rangka menjaga inflasi. Salah satunya intervensi pasar dalam bentuk pasar murah yang sedang berjalan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan operasi pasar murah itu melibatkan pemerintah kabupaten/kota, Bank Indonesia, para distributor, dan BUMD PT Pembangunan Kepri yang menjadi offtaker atau penjual barang kebutuhan pokok masyarakat.
Selain menjual kebutuhan pokok dengan harga lebih murah, tujuan lain dari operasi pasar murah untuk membantu menjual produk-produk petani lokal di kabupaten/kota setempat.
“Misalkan, kita datangkan cabai dari kabupaten/kota yang lagi panen raya. Harganya lebih murah, sekaligus memasarkan produk petani lokal,” ujarnya.
Melalui kerja sama itu diharapkan dapat menggerakkan perputaran ekonomi dari sektor hulu ke hilir, mulai dari petani, pedagang, dan konsumen. Sehingga, masyarakat di semua lini bisa menikmati kondisi ekonomi yang stabil.
“Kami juga mengimbau kabupaten/kota melaksanakan operasi pasar murah. Seperti di Batam yang menggelar 20 kali operasi pasar murah hingga akhir tahun 2022,” ungkapnya.
Ia optimistis kegiatan operasi pasar murah dapat menjaga harga bahan pokok tetap stabil, sehingga angka inflasi dapat dikendalikan dengan baik.
Sementara, Direktur PT Pembangunan Kepri Azwardi mengatakan harga bahan pokok masyarakat pada pasar murah dijual lebih murah dari pada harga pasaran. Misalnya harga cabai merah hanya Rp35.000 per kilogram, jauh lebih murah dibanding yang dijual di pasar tradisional maupun swalayan yang mencapai Rp40.000 per kilogram.
Harga komoditas kebutuhan lainnya yang dijual perusahaan plat merah itu juga lebih murah dibanding harga pasaran seperti bawang putih Rp20.000 per kilogram, bawang india Rp15.000 per kilogram, cabai kering Rp22.000 per kilogram, kentang medan Rp12.000 per kilogram, minyak parveen Rp13.500 per liter, minyak curah Rp12.000 per liter, gula pasir Rp12.500 per kilogram 30 butir telur Rp54.000, dan 10 kilogram beras merek bakti Rp54.000.
“Kegiatan operasi pasar murah ini rutin dilaksanakan Pemprov Kepri dengan melibatkan kami di berbagai kabupaten/kota,” kata Azwardi. (ib)