Bukan Peremajaan, ATB Sarankan SPAM Batam Tambah Jaringan Distribusi

spam batam tambah jaringan
Presiden Direktur ATB Benny Andrianto menyarankan SPAM Batam tambah jaringan distribusi air bersih. Foto: AlurNews.com/Sirait

AlurNews.com – PT Adhya Tirta Batam (ATB) menyarankan Badan Pengusahaan (BP) Batam dan PT Moya Indonesia selaku pengelola air baku Batam saat ini, tidak fokus terhadap peremajaan pipa utama bagi distribusi air bersih.

Presiden Direktur ATB Benny Andrianto menyebut pipa utama untuk distribusi air bersih ke pelanggan yang dahulu dikelola oleh ATB, masih dalam kategori dapat digunakan.

“Jadi wacana investasi Rp4,5 triliun untuk peremajaan menurut saya tidak masuk akal. Lebih baik saat ini mereka fokus untuk menambah jaringan. Masih ada beberapa titik yang memang tidak mendapatkan distribusi air bersih selama 24 jam,” tegasnya, Rabu (18/1/2023).

Baca juga: Pelayanan Buruk, Warga CGM Tanjungpinggir Geruduk Kantor SPAM Batam

Benny juga menjelaskan, berdasarkan data meremajakan pipa sepanjang 4.284 kilometer yang dahulu merupakan investasi PT ATB sangat tidak tepat melihat pertumbuhan penduduk Batam saat ini

“Kan tidak mungkin diganti semuanya. Akan tetapi yang dibutuhkan Batam saat ini adalah penambahan jaringan perpipaan seiring pertumbuhan penduduk. Namun pernyataan saya ini bukan bermaksud menghakimi,” paparnya.

Pada sisi lain, PT Moya Indonesia sebagai operator pengelola air bersih hanya dalam lingkup operasi dan pemeliharaan. Sehingga, tidak memiliki kewajiban untuk berinvestasi dalam wacana pengelolaan SPAM Batam.

Dalam hal ini, apabila BP Batam ingin menunjuk investor maka harus melalui mekanisme tender dan mengikuti PP 122 pasal 56 ayat 3 bentuk kerja sama yang dapat dilakukan dengan Badan Usaha.

Penunjukkan langsung hanya dapat dilakukan jika mengikuti aturan dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah PP Nomor 12 tahun 2021.

“Bilamana tidak ikut aturan, maka itu merupakan pelanggaran, dan bisa dikategorikan dugaan korupsi,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala BP Batam, Muhammad Rudi beberapa waktu lalu menyebutkan wacana BP Batam akan kembali berinvestasi dalam pengelolaan air baku Batam.

Namun hal ini berdampak pada penyesuaian tarif air bagi para pelanggan. Mengingat penyesuaian tarif ini perlu dilakukan untuk pergantian pipa air dan Water Treatment Plant (WTP) yang dianggap telah termakan usia.

“Pengelola air sebelumnya, kontrak dengan BP Batam di 1995 habis 2020, selama 25 tahun. Walhasil, seluruh jaringan pipa sudah termakan usia. Jadi (jaringan pipa) yang hadir pertama, semuanya sudah kadaluarsa,” jelas Rudi dalam kegiatan Funwalk REI-BTN, Minggu (15/1/2023).

Menurut Rudi, saat ini untuk mendapat 1 kubik air bersih hanya membayar sebesar Rp2.500, sedangkan air dalam 1 drum dihargai Rp20 ribu.

“Sementara itu, 1 kubik itu kira-kira 5 drum. Jadi sudah tidak sesuai lagi. Saya minta SPAM Batam dan PT Moya Indonesia untuk bisa berhitung kebutuhan uang berapa untuk ganti pipa sesuai kebutuhan. Maka didapati angka Rp 4,5 triliun. Uangnya dari mana, dari kita semua. Ada penyesuaian untuk (tarif) air ini nantinya. Kalau tidak, maka tidak akan selesai. Hidup sana, mati di sini, karena tidak mampu,” tegasnya. (Sirait)