HNSI Batam Dukung Rencana Impor Ikan Benggol dan Ikan Mata Besar

Ketua HNSI Batam, Suhardi. (Foto: istimewa)

AlurNews.com – Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Batam mendukung rencana Pemerintah Kota Batam untuk mengimpor ikan benggol dan ikan mata besar.

Hal ini disampaikan oleh Ketua HNSI Kota Batam, Suhardi, yang menilai bahwa impor ikan tersebut diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar.

“Sah-sah saja, karena analisis pemerintah memandang saat ini stok kedua jenis ikan itu agak sulit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ungkapnya melalui sambungan telepon, Jumat (24/2/2023).

Menurut Suhardi, kebutuhan kedua jenis ikan ini, berbanding terbalik dengan nelayan di Batam hanya memiliki kapal tangkap yang berukuran kecil.

Sementara ikan benggol dan ikan mata besar merupakan ikan air dalam yang membutuhkan kapal tangkap yang lebih besar. Oleh karena itu, impor ikan tersebut dianggap sebagai solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pasar.

“Melihat kondisi saat ini, dan sarana yang tidak memadai. Maka akan berpengaruh dan berbahaya bagi nelayan,” lanjutnya.

Suhardi juga menekankan pentingnya bantuan kapal besar dari pemerintah pusat. Menurutnya, Pemerintah Kota Batam seharusnya lebih mendorong pemerintah pusat untuk memberikan bantuan kapal besar dibandingkan dengan mengajukan usulan impor.

Hal ini dianggapnya lebih realistis dan dapat membantu meningkatkan produksi ikan lokal.

Sebelumnya, saat ini Pemerintah Kota (Pemko) Batam sedang mempertimbangkan rencana impor ikan benggol dan ikan mata besar untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.

Impor ikan tersebut diharapkan dapat membantu menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan ikan di pasaran.

“Ada potensi kelangkaan ikan saat ini. Diakibatkan terganggunya pasokan akibat cuaca ekstrim saat ini,” ungkap Kepala Disperindag Batam, Gustian Riau, Senin (20/2/2023) lalu.

Gustian menambahkan, di beberapa bulan tertentu pasokan komoditi ikan bagi Kota Batam akan mengalami gangguan.

Hal ini kemudian akan berpengaruh terhadap stok ikan, dan mempengaruhi harga jual dari para pedagang.

Saat ini, kebutuhan ikan jenis tertentu mencapai 11 ribu ton per tahun. Kebutuhan ini tetap ada, namun di masa tertentu seperti angin kuat, sehingga nelayan tidak bisa melaut. Untuk itu pihaknya menilai perlu ada antisipasi stok ikan.

“Karena kebutuhan rutin kan selalu ada. Sekarang persoalannya ada musim tertentu nelayan tak bisa melaut. Makanya kami usulan impor,” ujarnya. (Nando)