
AlurNews.com – Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Berau menggelar Kegiatan Ngobrol Santai Tentang Seni (NGOBRASTANI) di Gedung Balaimufakat, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Minggu (26/2/23).
Kegiatan digelar bertujuan sebagai ajang edukasi pembelajaran bagi generasi milenial tentang tata cara, tata kelola serta menggali wawasan tentang seni budaya Kabupaten Berau.
Ketua DKD Berau, Aan Wibowo menyampaikan guna menunjang minat kaum milenial dalam berkreasi dalam bidang seni. Dibutuhkan wadah yang saat ini belum dipenuhi oleh pihak pemerintah daerah (pemda).
“Jika ingin kaum muda berkreasi, peduli di bidang seni dan memastikan mereka ikut melestarikan seni budaya yang ada di Berau. Maka harus ada gedung seni sebagai wadah beraktivitas. Ini tugas Pemerintah untuk mewujudkannya,” ujarnya.
Diungkapkannya, persoalan gedung kesenian ini sudah lama dikeluhkan. Namun, hal ini terkesan belum menjadi prioritas bagi Pemerintah Daerah.
“Padahal Kota-kota lain sudah sangat maju bidang seni budayanya. Lalu kita kapan? Apa kita harus ketinggalan terus?,” cetusnya.
Oleh karena itu, melalui DKD ini diharapkan dapat membuka mata pemerintah daerah dan legislatif untuk lebih memberikan perhatian terhadapat apa yang dibutuhkan kau milenial.
“Bicara Seni ini cakupannya cukup luas. Cuma ketika kita berada di Berau, proritas utama yang akan kita kembangkan, lestarikan dan yang akan kita angkat ke permukaan itu adalah seni lokal dulu. Konsen kita yang pertama adalah kesenian daerah,” ucap Aan.
Disampaikannya bahwa, di Berau sendiri dikenal memiliki berbagai seni. Yakin seni Bajau, Banua dan banyak lagi.
“Ada seni Bajau, Banua dan seni Dayak. Yang nantinya akan diiringin dengan seni-seni dari suku-suku lain, sehingga Berau yang selama ini dikenal sebagai miniatur Indonesia itu bisa kita realisasikan,” ucapnya.
Menurutnya, seni merupakan investasi jangka panjang yang bermuara ke pariwisata. “Tentu melalui seni destinasi wisata kita akan gaungkan di nusantara hingga mancanegara. Karena pariwisata tidak lepas dari seni,” kata Aan.
“Kalau cuma nyelam, berenang dan berjemur di pasir kesannya kurang lengkap. Tapi ketika diiringi oleh seni maka akan jauh lebih baik. Seperti kalau wisatawan yang datang ke Pulau Derawan atau Pulau Maratua tidak bisa berenang atau diving, tapi mereka tetap bisa menikmati sajian kesenian Berau yang disajikan sehingga kesannya tidak garing,” jelasnya. (Andhy)