AlurNews.com – Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melepas sejumlah personel Pejuang Rupiah untuk melaksanakan program Ekspedisi Rupiah Berdaulat tahun 2023 pada Sabtu (4/3/2023) pagi.
Acara ini diadakan di Pelabuhan Penumpang Bintang 99. Para Pejuang Rupiah akan menuju lima pulau 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal) di Kepri, dengan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Kapitan Patimura
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Suryono menjelaskan dalam program ini BI bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut akan menjalankan kegiatan sosialisasi Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah, serta memberikan akses untuk penukaran uang Rupiah kepada masyarakat pulau 3T.
Baca juga: Pergantian Pimpinan, BI Kepri Fokus Transformasi dan Sumber Daya Manusia
“Kegiatan ERB ini sudah mulai dijalankan sejak tahun 2011 lalu. Di tahun ini, ERB akan diselenggarakan di 17 provinsi dan menyasar total 85 pulau, di Kepri kita akan mengunjungi lima pulau,” ujarnya, Sabtu (4/3/2023).
Mengenai kelima pulau yang dimaksud, Suryono menyampaikan di antaranya Pulau Tarempa (Kabupaten Anambas), dilanjutkan dengan Pulau Midas (Kabupaten Natuna), Pulau Subi Besar (Kabupaten Natuna), Pulau Tambelan Besar (Kabupaten Bintan), dan Pulau Singkep (Kabupaten Lingga).
Hal ini menjadi perhatian BI, karena pulau-pulau 3T, terutama di Kepri, berbatasan dengan negara lain.
Sehingga, potensi masyarakatnya lebih memilih menggunakan mata uang asing dalam transaksi menjadi lebih besar.
Untuk itu, BI berupaya mengenalkan dan menguatkan kembali kecintaan terhadap Rupiah dalam diri masyarakat.
“Rupiah itu adalah simbol kedaulatan NKRI, sehingga harus benar-benar dijaga,” paparnya.
Dalam program ini, BI juga memberikan dukungan dalam peredaran uang rupiah, melalui pemberian Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) di bidang pendidikan, kesehatan, serta pembagian bahan pokok.
Acara ini juga menjadi kesempatan bagi warga pulau yang disasar untuk dapat menukarkan uangnya yang sudah dalam kondisi tidak layak, dengan uang rupiah yang baru.
“Meskipun kerusakan uang mencapai 20-40 persen, selagi masih bisa dikenali, BI tetap menyediakan akses untuk penukaran,” terangnya. (Nando)