Menkes Minta Kelor Diteliti Secara Serius, Imbangi Ginseng Korea

menkes minta kelor diteliti
Ilustrasi. Kelor punya banyak manfaat baik untuk obat herbal maupun bahan olahan pangan. Foto: Pixabay

AlurNews.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta kelor diteliti secara serius sehingga dapat mengimbangi ginseng yang terkenal di Korea.

Hal itu diungkapkannya saat kunjungan kerjanya ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam kunjungan itu Budi menemukan NTT ternyata merupakan salah satu wilayah dengan tumbuhan kelor terbanyak di Indonesia.

”Saya minta ke Pemda ini (kelor) kita masukkan penelitian karena kelor itu kan kaya akan gizi,” ujarnya, Sabtu (4/3/2023) dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan.

Baca juga: Cara Sembuhkan Sakit Kepala Tanpa Obat

Tumbuhan kelor memiliki daun, biji, dan akar yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Kelor telah lama dikenal sebagai tanaman obat yang berkhasiat.

Berbagai nutrisi terkandung dalam tumbuhan kelor seperti protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi. Oleh karena itu, daun kelor sering digunakan sebagai bahan makanan atau suplemen nutrisi untuk membantu mencegah atau mengatasi berbagai penyakit.

Biji kelor juga memiliki banyak manfaat. Di antaranya mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai bahan bakar nabati. Selain itu, minyak biji kelor juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik atau obat-obatan.

Kelor dikenal menjadi makanan tradisional dan tanaman herbal Indonesia. Menkes Budi ingin menjadikan kelor sebagai tanaman herbal terbaik khas Indonesia sebagaimana ginseng dari Korea.

”Saya ingin ngimbangin seperti ginsengnya Korea, dibikin penelitian yang serius untuk masuk dunia internasional,” kata Budi.

Kelor atau Moringa Oleifera cukup populer di NTT karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan ekonomi masyarakat setempat. Daun kelor di NTT biasanya diolah menjadi sayur atau lalapan, yang diolah dengan bumbu khas NTT.

Kelor juga memiliki potensi sebagai sumber pangan alternatif untuk mengatasi masalah kelaparan di daerah-daerah terpencil di NTT. Kandungan nutrisi yang tinggi pada kelor, seperti protein, vitamin, dan mineral, dapat membantu mengatasi kekurangan gizi dan memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat setempat.

Menkes Budi sempat mencicipi pangan olahan dari kelor, mulai dari biskuit, bubur, teh, dan roti.

“Jadi kita akan menjadikan kelor sebagai salah satu makanan tradisional dan herbal Indonesia,” kata dia.

Budi mengatakan pihaknya akan mendukung riset yang dilakukan secara formal, sehingga hasilnya bisa diterima di kalangan internasional. (Pije)