AlurNews.com – Momen berburu takjil atau jajanan berbuka puasa di bazar Ramadan, biasanya identik dengan keseruan yang dirasakan oleh umat Muslim. Namun di Batam, Kepulauan Riau keseruan yang sama juga turut dirasakan oleh masyarakat Tionghoa.
Salah satunya seperti yang terpantau di bazar Ramadan yang ada di Pasar Mitra Batam Center. Pelaksanaan bazar menjadi target utama masyarakat Tionghoa, baik yang tinggal di kawasan pasar atau tidak.
Keseruan berburu takjil Ramadan ini diakui oleh Endric, salah satu pengunjung bazar yang mengaku sangat menantikan berburu jajanan berbuka puasa setiap tahunnya.
Baca juga: Bazar Selama Sebulan Penuh Meriahkan Anniversary ke 49 Hotel Borobudur
Endric yang merupakam warga keturunan Tionghoa ini, mengaku sangat senang dalam momen Ramadan 1444 Hijiriah ini. Setelah dua tahun sebelumnya, bazar Ramadan terhalang dengan kebijakan pandemi Covid-19.
“Saya senang dengan pasar Ramadan. Kebetulan lewat tadi, aslinya bukan warga sini. Memang setiap tahun berburu takjil. Cuma dua tahun belakangan aja tidak, karena pandemi,” jelasnya, Jumat (24/3/2023) sore saat ditemui di Pasar Mitra Raya.
Pria yangmengenakan kemeja batik, dan menggunakan masker ini juga terlihat telah membawa beberapa kantongan plastik, hasil buruannya di bazar Ramadan tersebut.
“Ini tadi beli kebab di sana, dan ada beberapa varian gorengan. Ini masih mau muter lagi sih. Lihat-lihat mana yang menarik lagi,” ungkapnya.
Tidak hanya bagi Endric, yang datang ke area bazar untuk berburu kuliner. Keberadaan bazar Ramadan juga dimanfaatkan beberapa warga keturunan Tionghoa, dalam menjajakan varian makanan ringan.
Di lokasi tersebut terlihat beberapa varian jajanan yang dijajakan para pedagang seperi gorengan, dan kue basah. Makanan ringan seperti siomay, bakso, kebab, gado-gado. Berbagai jenis varian minuman segar, hingga varian makanan berat.
Momen bazar Ramadan juga dianggap memberikan jalan mencari cuan, seperti yang diakui oleh Azi pedagang kebab yang hanya membuka stand berukuran 3×3 meter.
“Sering sih saya ikut event kayak gini. Selain menawarkan varian baru untuk berbuka, sekaligus saya mencari rezeki halal,” ungkapnya sambil tersenyum.
Azi sendiri mengaku tidak pernah ketinggalan dalam setiap event yang dilaksanakan di Kota Batam. Kebab miliknya, juga diakuinya sempat memiliki beberapa cabang sebelumnya.
Namun usaha yang dirintisnya tersebut mengalami guncangan di masa pandemi Covid-19 lalu. Sehingga menyebabkan Azi harus menutup cabang usahanya tersebut.
“Di momen ini saya mencoba bangkit kembali. Sebelumnya saya punya beberapa cabang, tapi tutup karena pandemi,” jelasnya.
Sejak menjadi peserta bazar Ramadan dari hari pertama puasa, Azi mengaku selalu kehabisan stok kebab yang diborong oleh para pengunjung bazar.
Sebagai pedagang yang memiliki pengalaman, Azi memperkirakan seluruh stok jualannya dapat dihabiskan kurun waktu 15 hari puasa Ramadan 1444 Hijirah.
“Kalau melihat seperti ini, sepertinya hari ke 15 seluruh dagangan saya sudah bakal habis stoknya,” jelasnya. (Nando)