PT Air Batam Hilir Sebut Waktu Normalisasi Berbeda Tiap Daerah

Sejumlah anak tengah bermain di kubangan yang dimanfaatkan warga Bengkong Sadai saat air tidak mengalir sejak Jumat (16/6/2023) lalu. (Foto: AlurNews)

AlurNews.com – Coorporate Communication PT Air Batam Hilir, Ginda Alamsyah menyebutkan, saat ini proses normalisasi distribusi air kepada pelanggan, belum mencapai 100 persen setelah perbaikan kebocoran pipa yang terjadi di Simpang Kepri Mall, Jumat (16/7/2023) lalu.

Walau proses perbaikan telah dinyatakan selesai 100 persen pada, Sabtu (17/7/2023). Namun tahapan normalisasi membutuhkan waktu yang berbeda sesuai dengan lokasi tempat tinggal pelanggan.

“Biasanya untuk yang tinggal di bagian hilir normalisasi membutuhkan waktu lebih lama dan daerah yang posisinya lebih tinggi,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (20/7/2023).

Baca juga: Air Ngadat, Warga Bengkong Sadai Terpaksa Manfaatkan Genangan Air Hujan

Terkait video viral warga Bengkong Sadai, Batam, Kepulauan Riau yang mengambil air di kubangan. Ginda juga mengaku telah mengetahui hal tersebut.

“Kami sudah memonitor dari beberapa platform media sosial. Namun untuk bantuan tangki air, kami sarankan dikoordinir perangkat RT dan RW dengan menghubungi call center. Untuk pemesanan tidak dikenakan biaya gratis,” lanjutnya.

Pihaknya saat ini mengimbau pelanggan agar tidak panik, dikarenakan proses normalisasi distribusi air akan kembali normal kurang dari 24 jam.

Sebelumnya, warga Bengkong Sadai RT 06/ RW 10, Batam, Kepulauan Riau terpaksa memanfaatkan genangan air hujan yang berada di sebuah lahan kosong, lantaran distribusi air bersih yang tidak kunjung mengalir.

Hal tersebut disampaikan Ocha (50) salah satu warga yang tinggal di sekitar area lahan kosong. Peristiwa ini, juga diketahui dari sebuah video pendek berdurasi 18 detik, yang tersebar di platform aplikasi pesannsingkat.

Dalam video tersebut, terlihat warga beramai-ramai memanfaatkan genangan air, yang tertampung di kubangan lahan kosong tersebut.

“Itu dari kemarin pagi sampai malam, warga ramai dan berkumpul di lapangan itu untuk ambil air kubangan,” terangnya saat ditemui, Senin (19/7/2023).

Kegiatan warga dalam mengumpulkan air kubangan ini, diakuinya berlangsung sejak, Minggu (18/7/2023) pagi hingga malam hari.

Tidak hanya memanfaatkan galon kosong, warga juga memanfaatkan drum hanya untuk mendapatkan air yang nantinya akan digunakan untuk mencuci piring hingga keperluan buang air.

“Saya sendiri kemarin mengumpulkan air hingga satu drum. Air itu untuk kamar mandi, dan cuci piring. Bukan untuk dikonsumsi,” paparnya.

Terkait distribusi air bersih bagi warga, Ocha menuturkan air bersih diketahui tidak mengalir sejak, Jumat (16/7/2023) siang.

Tidak hanya itu, keputusan warga untuk mengambil air kubangan juga dikarenakan tidak adanya respon dari pihak PT Moya Indonesia dan SPAM Batam, terkait keluhan yang sudah disampaikan warga melalui nomor hotline SPAM Batam.

“Bahkan tidak ada bantuan mobil tangki, walau kami sudah menyampaikan keluhan kami sebagai pelanggan,” terangnya. (Nando)