Mimpi Warga Kampung Tua Rempang Dibawah Bayangan Rempang Eco-City

Berdasarkan data kependudukan yang diperoleh dari Kecamatan Galang, diketahui warga total warga mencapai 6.840 orang, dengan perincian 3.403 jiwa di Kelurahan Sembulang, dan 3.437 jiwa untuk Kelurahan Rempang Cate. 

Dua wilayah Kelurahan yang disinyalir akan terdampak proyek pembangunan besar-besaran yang akan dilakukan PT MEG dan BP Batam 

“Jumlah penduduk Kelurahan Sembulang 3.403 jiwa dengan 1.200 Kepala Keluarga. Kelurahan Rempang Cate 3.437 jiwa dengan 1.202 KK. Data ini jumlah penduduk sesuai domisili. Namun, orang yang berkebun ber KTP di luar Galang, belum dapat Jumlah yang pasti,” jelas Gerisman.

baca juga: 16 Kampung Tua Galang Tolak Relokasi Pengembangan Kawasan Rempang KPBPB Batam

Sebagai warga asli Kecamatan Galang, Gerisman menuturkan wilayah pemukiman telah berdiri sejak tahun 1834. Pemukiman penduduk diakuinya hanya tersebar di wilayah Pulau Abang, Kampung Karas, Sembulang, dan Rempang Cate.

Kemudian pada tahun 1960, wilayah pemukiman bertambah hingga 11 kampung termaksud wilayah Pantai Melayu yang menjadi kawasan pemukimannya saat ini, hingga kini terhitung adanya 16 titik kampung di kawasan ini.

“Mak saya masih merasakan nuansa penjajahan di Kecamatan ini, dengan masuknya Belanda Tua (Belanda), dan Belanda Muda (Jepang). Itu sebutan para orang tua kami dulu terhadap mereka,” terangnya.

baca juga: Disambut Demo Warga Rempang, Menteri Bahlil: Saya Tidak Mungkin Zalim!

Walau penduduk asli memiliki tanah garapan, namun kehidupan di saat itu diakuinya jauh dari kata makmur dan sejahtera. Terutama di tahun ini, Ibukota Pemerintahan berada di Kota Tanjungpinang.

“Untuk menjual hasil kebun dari garapan orang tua kami harus ke Tanjungpinang. Transportasi hanya perahu, dan memakan waktu hingga satu hari dengan mendayung perahu,” ungkapnya.

Sebagai warga yang hidup di tahun 1960 an, Gerisman mengaku bahwa pengurusan legalitas atas lahan tempat tinggal sangat sulit dilakukan.

“Pada tahun ini, pengurusan legalitas harus melalui kepengurusan Pemerintah Bintan Selatan. Namun untuk bertemu saja sangat susah, sudah seperti ingin bertemu malaikat,” sesalnya.