AlurNews.com – Spotify mengonfirmasi rencananya untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 1.500 karyawan atau 15% dari total tenaga kerjanya. Langkah ini diambil sebagai upaya perusahaan dalam menekan biaya operasional.
Mengutip detik.com, ini merupakan kali ketiga Spotify merumahkan karyawannya setelah pada Januari terjadi PHK terhadap 600 orang, dan pada bulan Juli sebanyak 200 orang dari divisi Podcast.
CEO Spotify, Daniel Ek, mengungkapkan bahwa keputusan ini diambil karena perlunya mengatasi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang dramatis. Meskipun Spotify saat ini mencatatkan keuntungan, Ek menyebut tindakan ini sebagai langkah “substansial untuk menyesuaikan biaya” agar perusahaan dapat mencapai tujuannya.
Ek juga menyatakan kesadaran akan dampak emosional dari pemutusan tersebut, menyebutnya sebagai keputusan sulit. “Saya menyadari hal ini akan berdampak pada sejumlah individu yang telah memberikan kontribusi berharga,” ujarnya.
Pengumuman PHK ini dianggap mengejutkan mengingat Spotify baru-baru ini mencatatkan keuntungan sebesar 65 juta euro selama tiga bulan hingga September. Meskipun begitu, Ek menjelaskan bahwa pertimbangan untuk melakukan pengurangan yang lebih kecil telah dipertimbangkan untuk tahun 2024 dan 2025, namun tindakan lebih drastis dianggap perlu untuk meningkatkan keuangan perusahaan.
Perusahaan akan memberitahu karyawan yang terkena dampak mulai Senin kemarin. Mereka yang terkena PHK akan mendapatkan pesangon, tunjangan hari raya, dan jaminan kesehatan selama lima bulan selama masa pesangon. Spotify juga berkomitmen untuk memberikan dukungan imigrasi kepada karyawan yang status imigrasinya terkait dengan pekerjaan mereka. (ib)