Menilik KRI Diponegoro-365, Kapal Perang Canggih TNI AL yang Bawa Mandat PBB

KRI Diponegoro 365. (Foto: AlurNews)

AlurNews.com – KRI Diponegoro-365, tiba di Kota Batam, Kepulauan Riau, beberapa hari lalu. Kini tengah bersiap menuju ke Lebanon untuk misi perdamaian.

Kapal perang jenis korvet TNI AL ini dilengkapi berbagai fitur canggih, mulai dari persenjataan lengkap, rudal sampai sensor elektronik. Tak cuma itu, KRI ini juga memiliki kemampuan anti-kapal permukaan, anti-kapal selam dan anti-pesawat udara.

KRI Diponegoro-365 ini mengemban misi perdamaian di Lebanon, dalam naungan PBB atau misi Satgas Maritim Task Force (MTF) XXVIII-O UNIFIL. Begitu kata Komandan Satgas, Letkol Laut (P) Wirastyo Harprabu, Sabtu (16/12/2023).

Batam merupakan etape singgahan pertama, sebelum dijadwalkan berangkat ke tujuan selanjutnya di Kolombo, Sri Lanka, pada 17 Desember ini.

Kapal perang buatan Schelde Naval Shipbuilding (SNS) di Vlissingen, Belanda pada 2007 silam itu, kini bersandar di Pelabuhan Batuampar, Batam, untuk mengisi ulang atau refueling logistik sejak Rabu, 13 Desember lalu.

“Saat ini kami sandar di Batam untuk refueling. Ini adalah tahap satu dari Jakarta ke Batam. Kami akan melakukan refueling dan final check, selanjutnya akan berangkat ke tujuan kolombo. Kami akan berangkat ke daerah misi di Lebanon,” ujarnya.

Ia menambahkan, bahwa perjalanan itu akan dibuat dalam beberapa tahapan. Pertama, dari Jakarta ke Batam, lalu Batam ke Kolombo. Tahap tiga Kolombo ke Salalah, empat Salalah ke Port Side Mesir dan terakhir dari Port Side ke Beirut Lebanon.

“Selama perjalanan, ini akan memakan waktu atau menempuh waktu selama 27 hari,” kata Harprabu.

Tugas utama para aparat negara itu untuk mencegah adanya barang-barang ilegal ke dan dari Lebanon, terutama snehara. Tugas lain yakni sesuai mandat dari PBB; membantu angkatan laut Lebanon dalam operasi maritim.

“Karena sampai saat ini atas permintaan dari Lebanon juga agar mereka dibantu dalam pelaksanaan operasi ini sehingga kami akan membantu juga, dan itu adalah yang dimandatkan kepada kita dari PBB,” kata dia.

Kapal tersebut membawa 120 personel dan 105 ABK. Kemudian ada juga 15 tim pendukung yang terdiri dari awak penerbangan. Hal itu dikarenakan pihaknya membawa helikopter.

“Kemudian ada perwira penerangan, perwira psikologi, dokter, lalu ada kopaska. Jadi kami bawa tim lengkap kemudian kami didesain untuk dapat mengatasi ancaman dari bawah air, permukaan atau udara,” pungkasnya. (Arjuna)