WHO Imbau Negara di Dunia Larang Vape dengan Perasa

WHO imbau negara dunia larang vape dengan perasa. (Foto: istimewa)

AlurNews.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendorong pemerintah di seluruh dunia untuk mengatasi rokok elektrik (vape) dengan pendekatan serupa rokok tembakau atau konvensional.

Melansir detikHealth, WHO mencatat larangan penggunaan vape di 34 negara sejak Juli tahun ini, termasuk Brazil, India, Iran, dan Thailand. Namun, implementasi aturan ini mengalami kendala, dengan rokok elektrik tetap tersedia di pasar gelap.

Berdasarkan penelitian, belum ada bukti bahwa vape benar-benar efektif sebagai alternatif untuk berhenti merokok konvensional. Sebaliknya, penggunaan vape dapat menimbulkan risiko kesehatan dan meningkatkan kecanduan nikotin, terutama pada anak-anak dan remaja.

“Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan keprihatinan terhadap merekrut anak-anak pada usia dini untuk menggunakan rokok elektrik dan potensi kecanduan nikotin,” seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (28/12).

WHO menekankan perlunya perubahan, termasuk larangan penggunaan berbagai rasa vape seperti mentol dan penerapan langkah-langkah pengendalian tembakau pada produk ini. Meskipun WHO hanya dapat memberikan panduan tanpa kewenangan langsung atas regulasi nasional, mereka berharap negara-negara mengadopsi rekomendasi ini secara sukarela.

Lebih lanjut, WHO menyebut bahwa meskipun risiko kesehatan jangka panjang dari penggunaan vape belum sepenuhnya diketahui, telah terbukti bahwa vape mengandung zat pemicu kanker, berdampak pada kesehatan jantung dan paru-paru, serta memengaruhi perkembangan otak pada generasi muda.

Terlepas dari variasi rasa yang ada, WHO menyoroti perlunya langkah-langkah konkret, seperti larangan mentol dan pengendalian tembakau pada vape, termasuk pajak tinggi dan larangan penggunaan di tempat umum.

Selain itu, ahli jantung dari Johns Hopkins, Michael Blaha, menekankan bahwa vaping bukan hanya masalah rasa, melainkan mengandung nikotin dan bahan tambahan berpotensi berbahaya. Blaha juga mencatat risiko penggunaan e-liquid, termasuk bahan seperti vitamin E asetat yang terkait dengan cedera paru-paru yang berpotensi fatal.

“Ketidakpastian mengenai keamanan saat menghirup vape membuatnya menjadi perhatian serius, terutama dalam konteks peningkatan penggunaan di kalangan anak muda yang belum pernah merokok,” ungkap Blaha dari John Hopkins Medicine. (ib)