AlurNews.com – “Satu cintaku, cuma kamu, tak terpisahkan, selamanya…” Begitu bait lirik di chorus lagu ‘Kufaku – Cuma Kamu’. Jadi awal mula viral sampai jadi bahan candaan kala itu di media sosial sampai acara talkshow televisi.
Kini jagat dunia maya kembali dihebohkan Kufaku. Hal ini karena sang vokalis yang juga pendiri band, Bobi, ikut pencalonan legislatif di Kota Batam.
Bobi Rian, begitu nama lengkapnya. Ia merupakan anak watan Belakangpadang. Bobi bakal bertarung merebutkan kursi di DPRD Batam lewat Partai Buruh untuk dapil 6; Sekupang – Belakangpadang. Berikut ini wawancara AlurNews.com bersama Bobi Rian.
Baca Juga: Berdekatan dengan Imlek, Suara Caleg Tionghoa Diprediksi Berkurang
Kenapa akhirnya terjun ke politik dan ikut nyaleg?
“Lillahita’ala saya mau berbuat dan berjuang untuk masyarakat. Saya balik ke Belakangpadang, sekarang ini sudah punya semua. Cuma satu yang belum mampu, membahagiakan masyarakat. Untuk membahagiakan masyarakat, mau tidak mau kita harus ikut merebut kursi di parlemen,” kata dia.
Jabatan bagi Bobi adalah kunci. Dasar bahwa setiap orang bisa berbuat banyak untuk menyejahterakan diri sendiri rakyat. Terlebih lagi Belakangpadang, pulau yang jauh dari jangkauan, tak begitu tersiar, paling banter familiar dengan Kopi Ameng saja. Kalau sisi pembangunan, terbilang cukup miris.
Bobi melanjutkan, jika sudah duduk menjadi dewan, ada anggaran khusus untuk menyejahterakan masyarakat. Lumayan, dana aspirasi anggota DPRD Batam itu sekitar Rp2,3 miliar.
“Kalau belum dapat jabatan, membantu masyarakat ini kita harus mengeluarkan biaya sendiri. Tapi kalau sudah duduk, itu ada anggarannya dan kita fokuskan untuk ke masyarakat. Manalah tahu kita duduk di dewan, kan. Itu, di sana (DPRD), ada anggaran aspriasi per tahun Rp2,3 milar untuk kita manfaatkan ke masyarakat,” tuturnya.
Ia pun berjanji jika nanti bisa menjabat DPRD Kota Batam akan memberikan gajinya untuk masyarakat.
“Kalau saya sudah jadi, jangankan itu, gaji saya pun akan saya kasih ke masyarakat semuanya. Saya bilang ke masyarakat, kalau saya duduk gaji tak saya ambil. Gaji saya semua ke masyarakat. Bukannya sombong, tapi itu memang niat saya,” tambah Bobi.
Nyaleg yang terencana
Ternyata, Bobi memang sudah merencanakan untuk nyaleg sejak lama. Bahkan belasan tahun silam. Alasan itu diperkuat oleh Kufaku, yang ia jadikan sebagai wadah awal pengenalan publik terhadap dirinya.
“Salah satunya begitu. Memang sesuai rencana yang saya rancang dari dulu. Saya habis duit banyak dari situ. Jadi ini on the track. Begitu saya resmi jadi kader Partai Buruh, langsung heboh lagi,” ujar dia.
Meski banyak netizen menganggapnya sebagai hal yang miring, namun Bobi tak ambil pusing. Terserah apa kata mereka. Pada intinya, perencanaan Bobi masak sampai hari ini.
“Balik lagi, kita berbuat apa yang kita mau harus sesuai dengan rencana. Duit kita habiskan bahkan sampai miliaran, untuk apa kita habiskan duit begitu? Selain itu, saya juga memang hobi bermusik. Sejak di Bandung memang saya sudah bermain musik,” ujar Bobi.
Rencana itu sudah sesuai semua. Baik di musik maupun di politik Bobi untuk sekarang ini. “Begitu keluar di media sosial (poster dia nyaleg), saya bersyukur, alhamdulillah,” katanya.
Mengapa memilih Partai Buruh?
Banyak partai-partai besar yang ikut bertarung tahun ini. Akan tetapi Bobi memilih untuk bergabung di Partai Buruh. Bobi blak-blakan membeberkan sebabnya memilih partai itu. Ia menggaris bawahi bahwa Partai Buruh tak ada mahar.
“Karena partai ini betul-betul memikirkan rakyat susah. Diantara partai-partai lain, hanya Partai Buruh yang memikirkan kaum buruh,” ujar dia.
Bobi bercerita saat pertama kali ia dipanggil oleh Ketua Exco Partai Buruh Kepri Alfitoni bersama Presiden KSPI, Andi Gani. Pihak partai inginkan Bobi menjadi bagian darinya dan ikut kontestasi politik, Bobi pun mengamininya.
“Tapi saya tanya ke mereka, masuk partai ini pakai duit atau tidak? Saya dari dulu sampai sekarang tak mau terkontaminasi dengan itu. Kalau partai tidak meminta itu, saya mau,” kata Bobi.
Sebelumnya Bobi juga sempat berkontak dengan sejumlah petinggi partai raksasa di Kepri. Ia mengaku bahwa uang pelicin jadi tolak ukur partai lain.
“Kalau meminang tidak, tapi saya sempat ngobrol dengan beberapa partai. Itu, kan, tetap nyerempet ke sana (mahar masuk partai), tapi saya tak mau. Walaupun saya punya (uang), tapi saya tak mau, karena tak mau terkontaminasi itu,” kata dia.
Lantas bagaimana dengan nasib Kufaku?
Tenang, Bobi sepertinya bukan tipikal orang bak kacang lupa kulit. Musik adalah hobinya sejak lama. Ia mengaku, jika terpilih ataupun tidak, Kufaku akan terus jalan.
“Kawan-kawan juga sudah pada nanya, kapan rilis lagu lagi? Saya juga sempat ngobrol sama gitaris, jadi atau tidak ini (duduk di DPRD) tetap harus digarap. Saya juga liat nanti apakah ini (lagu baru yang disiapkan) bakal lebih melejit dari “Cuma Kamu”. Apakah memang “Cuma Kamu” ini enggak ada lawan,” katanya. (Arjuna)