AlurNews.com – PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry menjelaskan akuisisi perusahaan swasta PT Jembatan Nusantara termasuk aset kapal miliknya.
Akademisi Institut Teknologi Sumatera, Ilham Malik mengatakan dengan adanya akuisisi tidak akan mengganggu perusahaan swasta yang bergerak pada bisnis serupa, sebab ASDP tidak melakukan penambahan kapal tetapi memanfaatkan unit yang sudah ada dengan pelayanan yang maksimal.
“Aksi yang dilakukan oleh ASDP ini tidak mengganggu bisnis perusahan serupa karena mereka tidak menambah kapal tetapi mengakuisisinya,” tuturnya, Jumat, (6/9/2024).
Menurut Ilham, dengan adanya perbaikan pelayanan akan meningkatkan daya saing pada sektor pelayaran, sehingga perusahaan lain akan terpacu untuk memperbaiki layanan juga dan jasa transportasi tersebut akan semakin baik melayani masyarakat.
“Bagi perusahaan swasta lainnya yang juga mengoperasikan kapal yang sama dengan ASDM tentu harus mencari cara agar dapat semakin memiliki competitif condition dengan ASDP, misalnya dari sisi kecepatan kenyamanan di kapal dan sebagainya dan waktu pelayaran akan dipertimbangkan oleh usernya,” ucapnya.
Ilham pun memandang akuisisi Jembatan Nusantara oleh ASDP merupakan aksi korporasi yang tidak langgar aturan dan hal yang lazim dilakukan oleh perusahaan. Serta masih ada potensi yang bisa dikembangkan untuk membuat perusahaan tersebut lebih maju.
“Ini merupakan bagian dari aksi korporasi yang sudah disepakati kedua belah pihak tidak ada aturan yang dilanggar dan proses mekanismenya terbuka, biasa saja yang dilakukan perusahaan yang ingin berkembang atau perusahaan yang sedang mengalami pailit kemudian dia menawarkan ke perusahaan lain, dalam konteks ini ASDP yang merespon itu kemudian melihat ada prospek usaha yang bisa mereka lakukan dengan membeli perusahan ini,” imbuhnya.
Diketahui, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) melakukan akusisi terhadap perusahaan swasta penyeberangan swasta terbesar kedua di Indonesia.
Akuisisi ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang perusahaan untuk memperbesar market share di lintasan komersial. Saat ini jumlah lintasan sebanyak 311, di mana 70 persen adalah lintasan perintis.
Demi mendukung keberlanjutan pelayanan ASDP maka untuk memastikan keseimbangan kedua layanan tersebut, maka lintasan komersial harus diperkuat.
Aksi korporasi ini merupakan langkah strategis dan tepat yang dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham, persetujuan ini berdasarkan studi kelayakan, due dilligence yang melibatkan lembaga indenpenden dan kredibel, antara lain: PT. Deloitte Konsultan Indonesia (Financial Due Diligence), Price Waterhouse Cooper Indonesia-PWV (Tax Due Diligence), Hiswara Bunjamin & Tandjung-HBT, PT Biro Klasifikasi Indonesia- BKI (Engineering Due Diligence), KJPP Muttaqin Bambang Purwanto Rozak Uswatun & Rekan (MBPRU) (Aset Due Diligence), PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sebagai Financial Advisor serta KJPP Suwendho Rinaldy & Rekan (Stock Appraisal) yang memberikan penilaian atas saham perusahaan target.
Sebelumnya, akusisi itu telah mendapat persetujuan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara, berdasarkan studi kelayakan dan due diligence yang melibatkan sedikitnya enam lembaga independen yang terkemuka.
Erick menyebut langkah akuisisi ini membuat ASDP menjadi operator penyeberangan terbanyak di Indonesia bahkan di dunia. Melalui akuisisi tersebut, ASDP mendapatkan tambahan sebanyak 53 unit armada dan mengoperasikan 6 lintasan Long Distance Ferry (LDF).
“Kita berharap akuisisi ini tak sekadar menambah portofolio perusahaan, melainkan juga mampu meningkatkan daripada kontribusi ASDP kepada negara, dan utamanya untuk masyarakat,” katanya.
Bahwasanya saat seremonial pengesahan melalui penandatanganan SPA (Sales Purchase Agreement) antara PT. Mahkota Pratama, PT. Indonesia VIP dan PT.ASDP Indonesia Ferry (persero) turut dihadiri secara daring (online) seluruh Dewan Komisaris PT. ASDP Indonesia Ferry (persero), Jajaran Direksi, seluruh pejabat Kementrian BUMN dan Kementrian Perhubungan serta para tamu undangan.
“Akuisisi ASDP telah memiliki 166 unit kapal dan setelah akuisisi menjadi 219 unit kapal sehingga mengukuhkan posisi ASDP sebagai perusahaan ferry dengan jumlah armada terbanyak di Indonesia, bahkan dunia,” ujarnya. (red)