AlurNews.com – Bank Indonesia (BI) perwakilan Kepri terus berupaya mengendalikan inflasi di wilayahnya melalui berbagai strategi. Salah satu langkah utama yang dilakukan adalah memastikan ketersediaan pasokan barang dan stabilisasi harga di pasar.
Kepala BI Kepri, Rony Widijarto, mengedepankan pendekatan dari hulu ke hilir dalam menekan laju inflasi. Salah satu langkah yang ditempuh adalah mendorong gerakan urban farming untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat.
“Melalui operasi pasar dalam jangka menengah, kami akan memprioritaskan di sektor hulu, yakni para petani. Kami juga akan menggalakkan gerakan urban farming agar masyarakat dapat mengantisipasi inflasi,” ujar Rony, Minggu (23/2/2025).
Tak hanya fokus pada pengendalian inflasi, BI Kepri juga berupaya meningkatkan nilai tambah bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Program ini diarahkan untuk memperkuat daya saing produk unggulan daerah, terutama di sektor wastra atau kain tradisional.
Untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global, BI Kepri akan melibatkan konsultan dan desainer nasional dalam pengembangan produk UMKM. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas serta inovasi dalam sektor mode dan fashion.
“Kami ingin memperbaiki daya saing warga Kepri, bukan hanya dari sisi kualitas kain, tetapi juga dalam bentuk produk pakaian jadi,” kata Rony.
Dengan berbagai strategi yang diterapkan, BI Kepri berharap stabilitas harga dapat tetap terjaga selama Ramadan. Upaya ini juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemberdayaan UMKM dan penguatan sektor pertanian.
“Kami berkomitmen untuk terus mendukung program-program yang dapat menekan inflasi dan memperkuat perekonomian masyarakat Kepri,” katanya.
Menjelang Ramadan, BI Kepri juga memperketat pengawasan terhadap pasokan bahan pokok yang biasanya mengalami lonjakan permintaan. Berbagai strategi stabilisasi harga telah disiapkan guna memastikan kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi.
Salah satu komoditas yang menjadi perhatian utama adalah cabai merah, yang sering kali menjadi pemicu inflasi. Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam urban farming guna mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk bijak dalam berbelanja guna menjaga keseimbangan pasokan dan harga. Pembelian dalam jumlah besar sekaligus dapat memicu kenaikan harga yang tidak terkendali.
“Tidak melakukan pembelian kebutuhan untuk satu bulan penuh sekaligus. Belanja secukupnya akan membantu menjaga stabilitas pasokan di pasaran,” katanya. (roma)