AlurNews.com – Kapolda Kepri Irjen Asep Safrudin menegaskan penyelidikan atas insiden kebakaran kapal MT Federal II di galangan PT ASL Shipyard Batam masih terus berlangsung. Untuk mengungkap penyebab pasti peristiwa tersebut, tim Laboratorium Forensik (Labfor) Bareskrim Polri telah diterjunkan ke lokasi kejadian.
“Tim dari jajaran Reskrim Polresta Barelang dibackup oleh Ditreskrimum Polda Kepri. Kami juga sudah meminta bantuan dari Labfor Bareskrim Polri. Sejak kemarin, mereka bekerja di lapangan untuk mencari tahu penyebab kebakaran itu,” ujar Irjen Asep usai sholat Jumat di Masjid Al-Halim Polda Kepri, Jumat (17/10/2025).
Kapolda menyebutkan, hingga kini pihaknya belum menerima hasil akhir pemeriksaan dari tim Labfor. Setelah hasil penyelidikan selesai, pihaknya akan menyampaikan temuan tersebut secara terbuka kepada publik.
“Olah TKP masih berlangsung, jadi kami belum bisa menyimpulkan apakah kejadian itu murni kebakaran atau disertai ledakan. Semua masih dalam proses,” jelasnya.
Selain menunggu hasil Labfor, penyidik juga terus memeriksa sejumlah saksi, mulai dari pihak perusahaan, pekerja di sekitar lokasi, hingga saksi mata yang mengetahui kronologi peristiwa.
“Pemeriksaan saksi-saksi dilakukan untuk melengkapi proses penyelidikan. Kami ingin mengungkap secara utuh bagaimana peristiwa itu bisa terjadi,” tegasnya.
Asep menyoroti bahwa kebakaran di galangan kapal PT ASL bukan kali pertama terjadi. Ia menilai, kejadian berulang ini harus menjadi perhatian serius bagi seluruh pihak terkait.
“Ini sudah kejadian kedua dan kali ini yang paling besar karena kembali memakan korban jiwa. Kami akan menuntaskan penyelidikan dan menelusuri siapa saja yang bertanggung jawab. Jika ditemukan unsur kelalaian atau tindak pidana, akan kami tindak tegas,” tegasnya.
Lebih lanjut, Kapolda menginstruksikan jajarannya untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan tersebut.
“Saya sudah perintahkan Dirkrimum untuk memeriksa secara menyeluruh, mulai dari manajer hingga penanggung jawab di bagian K3. Kita ingin tahu akar masalahnya kenapa bisa terjadi dua kali pada kapal yang sama,” tutup Irjen Asep. (ib)