AlurNews.com, BATAM – Tak hanya menghindar dari undangan rapat dengar pendapat (RDP) DPRD Kota Batam. PT Moya Indonesia juga tak hadir dalam undangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam.
Padahal, RDP dan undangan yang dilayangkan DPRD dan Kadin Batam itu menyangkut tagihan air yang tiba-tiba naik secara fantastis.
Banyak pelanggan, baik masyarakat umum maupun pelaku usaha yang menjerit akibat kenaikan tagihan air miliknya pada bulan Desember 2020. Tak tanggung-tanggung, kenaikan itu mencapai 75%. Bahkan ada yang mengalami kenaikan dari bulan November hanya 55ribu, tapi di bulan Desember naik hingga 10juta.
Tentu hal itu menjadi dasar DPRD kota Batam dan Kadin Batam memanggil pihak PT Moya Indonesia untuk hadir menjelaskan apa penyebab tagihan air yang naik menggila tersebut. Namun, apa yang terjadi. PT Moya terkesan tidak menghargai DPRD kota Batam maupun Kadin Batam.
Perlu diketahui, DPRD kota Batam mengundang PT Moya Indonesia untuk RDP pada Kamis, 7 Januari 2021, sekira pukul 10:00 Wib. Sementara Kadin Batam juga mengundang pada hari yang sama, sekira pukul 14:00 Wib. PT Moya malah mangkir dari panggilan tersebut. Dan PT Moya Indonesia malah lebih memilih untuk hadir di BP Batam di hari yang sama dalam jadwal undangan yang dikirimkan oleh DPRD Batam dan Kadin Batam.
Geram kelakuan PT Moya Indonesia selaku pengelola air bersih yang baru di Batam menggantikan PT ATB. Ketua dan pengurus Kadin Batam lainnya mendatangi kantor pelayanan pusat PT Moya Indonesia di Batam Centre, pada Kamis, 7 Januari 2020 Sore.
Ketua Kadin Batam, Jadi Rajagukguk mengatakan, aksinya mendatangi kantor pelayanan PT Moya Indonesia bukan tanpa alasan. Ia datang dengan membawa aspirasi masyarakat maupun pengusaha yang mengeluh akibat tagihan air yang menggila.
“Diundang tidak datang kita yang hadir ke kantor Moya untuk meminta penjelasan terkait kenaikan pembayaran air yang meresahkan masyarakat dan dunia usaha Batam,” ungkap Jadi kepada media ini.

Saat Kadin Batam mendatangi kantor pelayanan PT Moya Indonesia. Tampak pula beberapa warga Batam juga mendatangi kantor pelayanan PT Moya. Warga Batam tersebut terlihat mengungkapkan kekesalannya. Dan berteriak memprotes tagihan air yang naik menggila.
“Di RDP DPRD Batam tidak hadir (Mangkir-red). Di Kadin Batam tidak hadir. Bersembunyi di BP Batam. Memangnya Moya hebat kali di Batam dan Indonesia?,” tanya Jadi dengan rasa kecewa.
Beberapa menit kehadiran Ketua Kadin Batam dan rombongan di kantor PT Moya Indonesia. Akhirnya direspon oleh beberapa petinggi PT Moya. Perwakilan PT Moya yang juga sempat hadir di jumpa pers di BP Batam, langsung ke kantor pelayanan PT Moya untuk menyambut kehadiran Kadin Batam.

Dalam perbincangan Kadin Batam dan pihak PT Moya Indonesia, Moya Indonesia pun menyampaikan tiga poin yang mungkin menjadi penyebab tagihan air yang naik drastis tersebut. Yakni
- Salah pencatatan meteran air
- Kemungkinan adanya kebocoran pipa
- 1 dan 2 harus dipastikan
“Moya masih mencari tahu apa yang menyebabkan tiba-tiba naik pembayaran air di Batam, saya sempat berpikir apa mungkin kemarin sempat banjir karena adanya kebocoran?,” kata Jadi.
“Kadin Batam memberi saran agar Moya segera memberikan solusi dan kepastin penjelasan kepada masyarakat. Mudahan tagihan bulan depan bisa kembali normal,” harapan Jadi.
Jadi menambah, bahwa pihaknya sempat mendengarkan alasan PT Moya Indonesia. Yakni tagihan air yang naik terus disebabkan adanya kebocoran internal. Kebocoran jaringan di rumah pelanggan. Namun, tak puas dengan alasan tersebut. Jadi pun sempat menantang PT Moya Indonesia.
“Tapi apa iya sampai ratusan masyarakat pipa air rumahnya bocor atau salah pencatatan? Makanya tadi saya tantang, kalau demikian biar besok Kadin Batam yang akan melaporkan ke Polda Kepri untuk di investigasi karena telah meresahkan dan merugikan masyarakat,” tegasnya.
(Red)