Ungkap Soal Keretakan Hubungan Ansar-Marlin, Ade Angga Sebut inisial R Yang Justru Mengkhianat Kesepakatan Politik

Meski tak langsung menyebutkan nama, yang dinilainya mala berkhianat. Namun Ade Angga seakan mengarah kesosok Rudi dengan menyebut nama inisial R, yang seakan dianggapnya lari dari kesepakatan politik awal yang telah dibuat sebelumnya.

“Bapak ibu coba bayangkan, ada kesepakatan tidak tertulis, bahwa kita bersama-sama berjuang di Batam, tapi sama-sama pula berjuang di kabupaten Bintan. Tapi apa yang terjadi? Ternyata, Saudara sebelah justru yang mengkhianati kesepakatan yang telah dibuat. Dan ada beberapa kesepakatan yang sudah dilanggar seluruhnya,” ungkap Ade.

Kemudian, Ade Angga juga menyinggung sikap Rudi yang begitu cepat membuat pernyataan akan maju di Pilkada Kepri 2024. Padahal, menurut Ade, ketika itu pelantikan Ansar-Marlin sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri baru saja usai.

“Ini sudah zaman digital. Kalau dulu orang ingin menentukan jejak kriminal dia menggunakan forensik. Sekarang orang ingin menelusuri masa lalu, cukup dengan jejak digital. Bapak dan ibu silahkan saja google. Pelantikan Gubernur seingat saya tanggal 25 Februari 2020. Diawal Maret itu sudah ada pernyataan maju sebagai calon gubernur. Apakah ini yang dikatakan teman yang bisa duduk bersama?, tanya Ade Angga.

Selain itu, Ade juga buka-bukaan soal surat kesepakatan yang sempat viral menyatakan bahwa, jika Ansar-Marlin menang dalam pesta demokrasi. Secara otomatis, posisi jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kepri akan diisi oleh Pejabat dari Kota Batam inisial J. Namun Ade Angga membantah hal tersebut.

“Karena saya ikut menandatangani sebagai saksi, pernyataan itu sebetulnya pernyataan yang umum dan saya pastikan tidak ada nama Sekda yang diusulkan disitu. Itu dikosongkan! Sesuai nama inisial J yang digembar-gemborkan, saya pastikan tidak ada! Inisial J itu juga tau bahwa dia tidak diusulkan dan akan dibicarakan bersama-sama. Dan Pasal tiga, saya sebagai orang yang mengkoreksi pernyataan itu tidak mungkin mau menjerumuskan calon Gubernur kita. Bahwa secara jelas dikatakan, apabila terjadi perselisihan akan dimusyawarahkan secara mufakat  untuk kepentingan yang lebih besar,” tegas Ade Angga.

Bahkan, hal mengejutkan pula. Ade Angga sempat mengungkapkan, begitu banyak tekanan hingga akan turunnya aksi demo yang seakan menganggap Ansar Ahmad ingkar dalam kesepakatan politik bersama Marlin Agustina.

“Coba lihat jejak digital, begitu banyak tekanan-tekanan, ancaman demo lah, pengerahan massa lah. Ancaman ini itulah. Dan ini sebetulnya, kita sebagai sebuah partai politik tidak bisa ditekan. Kalau kita mau duduk bersama, bersila bersama. Ayo kita berunding. Bukan baru saja pelantikan tanggal 25 Februari, jejak digital kita lihat sudah ada pernyataan akan maju sebagai calon Gubernur dan akan menjadi lawan politik kita di tahun 2024,” ucap Ade Angga saat buka-bukaan soal isu pemicu keretakan hubungan Ansar-Marlin.