Cerita Warga Rempang yang Direlokasi: Sewa Rumah atau Tinggal di Hunian Sementara

warga rempang yang direlokasi
Hunian sementara yang disediakan BP Batam untuk warga Rempang yang bersedia direlokasi. Foto: AlurNews.com/Arjuna

AlurNews.com – Dua pilihan dihadapan kepada warga Pulau Rempang, Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, yang bersedia direlokasi, yaitu memilih untuk menghuni tempat sementara atau menyewa rumah dengan anggaran yang disediakan pemerintah.

Tak banyak warga Rempang yang bakal digeser itu setuju untuk dipindahkan. Dari total keseluruhan sekitar 1.200-an kepala keluarga (KK) hanya sebagian saja yang bersedia. Sisanya masih tetap dengan pendirian; berkampung di tanah leluhur.

Ada juga warga yang siap pindah, namun bukan di posko sementara atau rumah sewa. Mereka cuma mau menempati kawasan yang dicanangkan dengan rumah sediaan dari pemerintah.

Baca Juga: Warga Pasir Panjang Pilih Relokasi Tetap di Dapur 3 Sijantung

Kasino, satu dari sekian warga yang setuju pindah. Meski begitu, dia memprioritaskan menyewa rumah ketimbang tinggal di tempat yang telah disediakan oleh BP Batam.

Kasino memboyong tiga anggota keluarganya, termasuk anak-istri. Mereka kini mengontrak di Perumahan Anggara Graha, Sagulung, Batam. Baginya hitung-hitungan sewa rumah lebih sepadan.

“Sewa satu rumah Rp1,3 juta per bulan. Tiga kamar tidur, dua kamar mandi (spesifikasi rumah yang dia dapat), itu sudah temasuk biaya listrik sama air,” kata dia, Senin (9/10/2023).

Sudah lima hari mereka mendiami rumah itu. Diketahui, dia dulunya berprofesi sebagai nelayan di kampung, sekarang dia kerja bangunan.

“Sudah (dapat pekerjaan), saya sekarang kuli bangunan. Dulu nelayan. Yang penting sekarang apa yang dapat saja kita kerjakan,” ujarnya.

Diakuinya, upah yang didapat sebagai pelayan kuli bangunan per harinya Rp130 ribu. Baginya itu cukup untuk menghidupi keluarga terkasih.

Sisi lain dari Kasino dan keluarga, mereka ingin pindah ke Dapur 3, Sijantung, Galang. Dia tak mau direlokasi di Tanjung Banun, Sembulang, Galang, sebab tak cocok dengan perkiraannya kelak.

“Secara untuk melaut menurut saya lebih strategis di Dapur 3 dari pada Tanjung Banun. Di sana (Dapur 3) lebih dekat ke laut. Kalau Tanjung Banun itu bakau, lumpur, kurang pas di kami,” tuturnya.

Sementara, ada juga warga yang setuju pindah, selagi ada tempat tinggal. Dia adalah Ramadhan, satu dari sekian banyak warga Rempang yang kini tinggal di ruko yang disediakan BP Batam di kawasan Bina Central Park, Batuaji.

“Kami tak bayar sewa. Itu ditanggung pemerintah,” ujarnya.

Ramadhan mengaku nyaman di tempat baru tersebut. Sepengetahuan dia juga, sudah ada enam KK yang berada di ruko itu. Semuanya merupakan warga asal Pasir Panjang, Rempang Cate, Galang.

“Di sini lingkungannya luas, nyaman. Lebih enak di sini,” katanya.

Berdasarkan rilis dari BP Batam, tanggal 4 Oktober kemarin, lebih dari 340 warga Rempang yang setuju digeser. Lalu, ada 20 warga yang sudah pindah ke hunian sementara.

“Jadi untuk saat ini sudah terdapat lebih dari 341 warga Rempang sudah setuju untuk digeser, dan sekitar 20 warga sudah pindah ke hunian sementara. Sementara sisanya akan segera pindah sejalan dengan lengkapnya persyaratan administrasi,” kata Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait. (Arjuna)