Kasus Kebakaran Meningkat, Ini Program Damkar Natuna dalam Mengatasi Kebakaran dan Menyelamatkan Masyarakat

Petugas Damkar Natuna memadamkan kebakaran hutan di Natuna. (Foto: damkar natuna)

AlurNews.com – Program Pemadam Kebakaran (Damkar) di Natuna bertujuan untuk mengendalikan, mencegah, dan menanggulangi kebakaran, serta melakukan upaya penyelamatan.

Program ini mencakup sejumlah kegiatan vital seperti pemadaman kebakaran, investigasi pasca kebakaran, inspeksi bangunan, dan penyelamatan.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Natuna, Syawal Shaleh, menjelaskan bahwa dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), pihaknya berfokus pada peningkatan sarana dan prasarana (Sapras), serta peningkatan kemampuan personel dan patroli di lapangan.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Natuna, Syawal Shaleh.

Pihaknya juga aktif memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya pembakaran yang dapat memicu karhutla.

“Dengan kesadaran bersama dan kepatuhan terhadap aturan, kami bisa meminimalisir karhutla dan menjaga kelestarian lingkungan,” kata Syawal, Jumat (24/1/2025).

Sementara itu, Kasi Sarpras Pengolahan Data dan Informasi, Nur Hakim melaporkan bahwa kasus karhutla di Natuna meningkat sebanyak 118 kasus per Oktober 2024.

Dalam menghadapinya, pihak Damkar bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, dan masyarakat. Namun, kendala utama yang dihadapi adalah terbatasnya armada pemadam kebakaran, di mana hanya dua unit mobil yang dapat digunakan, sementara dua lainnya hanya untuk suplai air.

“Kami memiliki empat mobil, tetapi hanya dua yang bisa dipakai untuk pemadaman. Dua lainnya hanya untuk suplai air. Ini menjadi kendala terbesar kami. Jika ada kejadian kebakaran di tempat lain, kami bisa kewalahan,” jelas Nur Hakim.

Petugas Damkar Natuna.

Selain menghadapi karhutla, Dinas Pemadam Kebakaran Natuna juga sering diminta untuk melakukan evakuasi ular dan sarang tawon. Hal ini menunjukkan beragam tantangan yang dihadapi oleh pihak Damkar.

“Kami sering diminta bantuan untuk mengevakuasi ular kobra, ular piton, serta sarang lebah,” tambahnya.

Nur Hakim mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. Jika terpaksa membakar, diharapkan agar masyarakat melapor kepada pihak setempat dan membuat sekat api untuk mencegah penyebaran.

“Jika harus membuka lahan, sebaiknya tidak dibakar. Cukup dibersihkan saja. Jika memang ingin membakar, pastikan tumpukan api terkendali agar tidak menyebar,” ujarnya. (Fadli)