Pemda Natuna Gencar Lakukan Pendampingan dan Sosialisasi Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

Pemda Natuna terus gencar melakukan pendampingan dan sosialisasi terhadap aksi kekerasan terhadap perempuan dan anak. (Foto: AlurNews)

AlurNews.com – Pemda Natuna terus gencar melakukan pendampingan dan sosialisasi terhadap aksi kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Natuna, Sri Riawati, menegaskan pentingnya perlindungan terhadap anak dari segala bentuk kekerasan.

“Kami terus aktif memberikan pendampingan kepada anak-anak yang menjadi korban kekerasan, baik kekerasan fisik, bullying, hingga kekerasan seksual,” jelas Sri, Kamis (26/9/2024).

Selain itu, kata Sri, upaya sosialisasi juga semakin digencarkan. untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi anak-anak.

“Kekerasan terhadap anak itu banyak macamnya, mulai dari bullying, kekerasan fisik seperti pemukulan, hingga kekerasan seksual berupa pelecehan dan persetubuhan terhadap anak. Kami terus berusaha masuk ke sekolah-sekolah dan masyarakat untuk memberikan sosialisasi, dan program ini terus berjalan,” ujar Sri.

Menurutnya, peningkatan laporan kasus kekerasan tidak berarti kinerja menurun, namun lebih mencerminkan kesadaran masyarakat yang semakin terbuka untuk melaporkan kejadian-kejadian kekerasan.

“Kasus kekerasan meningkat karena sosialisasi yang kami lakukan semakin sering, sehingga masyarakat kini lebih berani untuk melaporkan jika melihat kekerasan, baik terhadap perempuan maupun anak-anak. Dengan adanya pelaporan, kita bisa lebih cepat melakukan penanganan,” jelas Sri.

Berdasarkan data yang dihimpun DP3AP2KB, kekerasan seksual terhadap anak di Natuna masih menjadi perhatian serius.

“Untuk kasus kekerasan seksual dan persetubuhan terhadap anak, tercatat ada sekitar 38 kasus hingga saat ini. Tahun sebelumnya, jumlahnya mencapai 46 kasus dalam satu tahun. Semua kasus tersebut sudah diproses hingga ke tingkat kepolisian dan telah mendapat keputusan,” ungkapnya.

Upaya menekan angka kekerasan terus dilakukan melalui berbagai pendekatan, seperti sosialisasi kepada orang tua, masyarakat, sekolah, dan anak-anak. Forum Anak juga dilibatkan sebagai pelopor perlindungan anak di daerahnya masing-masing.

“Kami terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Polres dan penyuluh agama, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat,” tambahnya.

Riawati berharap, masyarakat lebih proaktif dalam melaporkan kasus-kasus kekerasan. “Kasus ini bukanlah kasus baru, kadang ada yang sudah bertahun-tahun baru terungkap. Oleh karena itu, kami berharap jika ada kekerasan terhadap perempuan dan anak, masyarakat segera melapor. Jangan sampai diam, karena meski kasus meningkat, hal itu menandakan keberanian untuk melaporkan, bukan berarti tidak ada kasus jika tidak ada pelaporan,” tuturnya.

Sri juga mengingatkan bahwa kekerasan terhadap anak sangat berbahaya dan dapat mengancam masa depan anak-anak. “Miris sekali melihat kasus kekerasan seksual di Natuna. Jagalah anak-anak kita, karena kekerasan terhadap mereka akan berdampak besar bagi masa depan mereka,” tutupnya. (Fadli)