PT Moya Dinilai Tak Becus Kelola Air Bersih di Batam, Netizen: Oh ATB Come Back Please

Air Batam
Ilustrasi Ft. Google

BATAM,AlurNews.com – Berawal kemunculan PT Moya Indonesia dalam tender pengelolaan air bersih di Batam yang digelar BP Batam telah menuai kritik. Hingga saatnya PT Moya Indonesia resmi menjadi pengelola air bersih menggantikan PT ATB pada 14 September 2020 yang lalu.

Baru saja mengelola air bersih di Batam, PT Moya Indonesia kembali menuai kritik. Kritik ini bermuara dengan tagihan air yang melonjak naik dengan nilai tidak wajar. Pasalnya, banyak pelanggan yang mulai mengeluhkan kenaikan hingga mencapai 75%. Dari 100 ribuan menjadi 1,5 jutaan.

Banyak pelanggan/masyarakat Batam yang akhirnya menunda pembayaran tersebut. Akibat tak mampu dan menilai ketidakwajaran tagihan air yang naik menggila.

Menyikapi keluhan para pelanggan di Batam. DPRD Kota Batam hingga Kadin Kota Batam pun angkat suara dan berusaha memanggil pihak PT Moya Indonesia untuk menjelaskan apa penyebab kenaikan tagihan air pelanggan tersebut.

Alhasil, PT Moya Indonesia pun memberikan jawaban atas tagihan air yang melonjak naik. Meski jawaban itupun dinilai tidak masuk akal. “Dari hasil verifikasi dilapangan, tagihan sudah sesuai penggunaan. Termasuk adanya kebocoran di pipa jaringan internal pelanggan. Tercatat, ada 303 pelanggan air bersih di Batam yang tagihan airnya mengalami lonjakan,” jelas Direktur Area Batam, Sutedi Raharjo bersama Badan Pengusahaan (BP) Batam menggelar jumpa pers dengan awak media, Kamis (7/1/2021) siang.

Bukan hanya persoalan tagihan air yang melonjak naik. Rupanya, pengelolaan air bersih oleh PT Moya Indonesia dinilai tidak profesional. Hal ini diungkapkan para pelanggan/Netizen melalui akun facebooknya dengan mengomentari postingan pemilik akun facebook Jhon Batam yang mengeluhkan pengelolaan air bersih PT Moya Indonesia. Dimana postingan itu diunggah di group Wajah Batam beberapa waktu lalu.

Ini Komentar Para Netizen di Media Sosial Facebook Tentang Pengelolaan Air Bersih di Batam Oleh PT Moya Indonesia:

Masda Ardian: “Berantakan, amburadul.

Hapid Dusun: “Mengecewakan, pelayanan ATB lebih oke.

Sri Rezeki: “Kemarin kita dicekik biaya listrik yg mendadak meledak sekarang air pun ikut2an… ya Allah sampai kapan kami didzolimin.

Janoko Ndableg: “Makin parah/hancur kayaknya.

Rolly Rolly: “ATB TAK TERGANTIKAN titik.

Muhammad Ikbal Aspar: “Pergantian yg kurang sosialisasi ke masyarakat.. akhirnya banyak keluhan..

Batam Rumah Kita: “Sepertinya ya memang benar semboyan ATB, ATB tak terganti.

Ewina Cuwie Dwi: “Batam center dimega legenda AIR KECIL …. SUDAH buat pengaduan tp tdk ada tindakan. Kami kerjanya pake air. Klo airnya kecil setiap hari gini, ga MAKAN KAMI pt MOYA.

Teozi Badiken: “Langsung mau dapat untung banyak, memang betul ATB tak tergantikan, diganti lgsg bgni jadinya…

Adesva: “Air nya keruh . Oh ATB come back please.

Romaizah Izamazi: “ATB masyrakat da yaman kok ganti2 lagi, ahir nya mahal, yg di rugi kn masyrakat, kluhan masyrakat di perhatikan la.

Mulyono Yono: “Intinya masyarakat Batam Meminta pelayanan lebih baik dari sebelumnya minimal sama. Gitu aja kok repot.

Galung Sisoma: “Bukan pelayanannya aja yg kurang, tapi tagihannya juga naik drastis. Pt. Moya ini harus ditinjau ulang oleh pemerintah n’ bp batam.

Albert Ndun: “ATB is the best. Benar tuh. Tidak tergantikan ..,, pelayanan terakhir bersama ATB waktu balik nama pelanggan ….. Cepat prosesnya dan gratis.

Puma Surya: “Balik ke atb aja, Yg perduli dgn masyarakat.

Yully Fitriyanti : “atb ohhhh atb … masih enak di jaman mu ….. air nya bersih dan jernih”

Egii : “serahkan ke ATB lagi biar bagus.

Dalam berita sebelumnya, Utusan Sarumaha Anggota DPRD Kota Batam mengungkapkan kekecewaannya dihadapan PT Moya Indonesia dan BP Batam. Ungkapan keluar saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar oleh Komisi I DPRD Kota Batam, Rabu, 13/1/21 pagi.

“Saya ingin BP Batam dan PT Moya Indonesia jujur. Kenapa lonjakan tagihan air ini bisa sampai terjadi? Apakah adanya kesengajaan, kelalaian atau ada sistem yang dibangun dan tidak profesional. Kami ingin sekali diberikan jawaban yang disesuikan dengan kejujuran dan hati nurani,” lontaran Anggota Komisi 1 DPRD Kota Batam Utusan Sarumaha yang terlihat geram.

Sebab kata dia, kenaikkan tagihan air pelanggan ini terbilang di luar dari akal sehatnya. Dimana, biasanya tagihan air di rumah pelanggan hanya Rp100 ribuan namun melonjak menjadi Rp1,5 jutaan. Bahkan ada yang mencapai 10 juta rupiah. Ini lonjakan yang tidak masuk akal.

“Ini kan tidak wajar, normalnya saja 100 ribuan, ini bisa sampai 1,5 jutaan. Kan diluar kewajaran namanya dan harus ada yang dibereskan,” tegasnya.

Selain itu, pihaknya juga mempertanyakan adanya sebuah surat permohonan cicilan yang harus dibuat oleh pelanggan air di Batam, namun saat dilakukan verifikasi dan survey tidak ditemukan adanya kebocoran air di jaringan internal rumah mereka.

“Ini Konsep dari mana? Ada warga yang mengajukan cicilan atas tagihan airnya padahal di rumahnya saat dicek tidak ditemukan adanya kebocoran di jaringan internal mereka. Kan aneh. Tidak ada kebocoran, malah warga mengemis kepada PT Moya Indonesia dan BP Batam agar bisa mendapatkan cicilan dari tagihan air mereka. Ini namanya sebuah kezholiman,” sebutnya.

Untuk itu, dengen tegas Utusan meminta PT Moya Indonesia dan BP Batam dalam RDP tersebut agar tidak memaksakan kehendak untuk menuntut adanya pembayaraan air yang tidak sesuai kepada pelanggan.

“Selian itu, kami juga meminta PT Moya Indonesia dan BP Batam untuk tidak melakukan pemutusan sambungan air konsumen yang belum melakukan pelunasan tagihan air dari adanya dampak tagihan air tinggi tersebut,” tegasnya lagi.

Politisi Partai Hanura Batam ini juga menggarisbawahi bahwa PT Moya Indonesia dan BP Batam telah melunturkan kepercayaan publik dalam masa transisi pengelolaan air bersih di Batam. Sekaligus telah memberikan kegaduhan di masyarakat.

“Dan hal ini menjadi catatan yang buruk dalam hal pengelolan air bersih di Batam, sehingga perlu adanya semacam evaluasi kembali dalam sebuah tender pengelolaan air di Batam nantinya,” menurutnya.

(Red)