Suku Vanuatu Anggap Pangeran Philip Sebagai Sosok Dewa

Pangeran Philip memberikan suku itu foto dirinya dan mereka memberinya hadiah tongkat pemukul babi dan dia berfoto dengan tongkat itu.

Mereka bertemu lagi pada 2007 ketika lima orang dari suku itu masuk dalam acara televisi Inggris “Meet The Natives” yang menayangkan kisah anggota suku pedalaman mengunjungi Inggris dan tinggal selama beberapa pekan bersama keluarga Inggris. Pangeran Philip bertemu dengan anggota suku Yaohnanen di Istana Buckingham.

Meski anggota the Prince Philip Movement tinggal di dalam hutan dan tidak punya alat komunikasi mereka diberi tahu soal kematian Pangeran Philip oleh seorang antropolog yang tinggal di Tanna. Kabar itu membuat mereka sangat berduka.

“Mereka memanggil teman-temannya di kebun dan ketika sang ketua Charlie datang semua orang akhirnya tahu. Mereka sangat-sangat sedih. Para pria menunduk diam. Banyak perempuan menangis meraung-raung,” kata Mary Niere, seorang akuntan di White Grass Oceand Resort and Spa.

Laporan menyebutkan suku Yaohnanen akan menggelar acara tarian dan kegiatan berduka yang bisa berlangsung beberapa pekan. Namun suku Yaohnanen meyakini arwah Pangeran Philip tidak akan pernah mati dan akan kembali ke Tanna.

Namun harapan itu tampaknya tidak akan terwujud karena Pangeran Philip sendiri pernah mengatakan, “Kalau saya reinkarnasi, saya ingin hidup kembali sebagai virus supaya bisa berkontribusi untuk memecahkan masalah berlebihannya populasi penduduk,” kata dia suatu kali.(*)

Sumber: Merdeka/sputnik News